Apa itu Coaching: Pengertian Standar Global dari ICF

Apa itu Coaching: Pengertian Standar Global dari ICF

Apa itu Coaching: Pengertian Standar Global dari ICF

Di Indonesia coaching masih sering disalahartikan sebagai metodologi pengajaran dan pelatihan. Padahal sesungguhnya coaching lebih dari itu. Menggunakan analogi coaching di dunia olahraga, seorang coach bermitra dengan atlet untuk memaksimalkan kemampuan dirinya. Si atlet punya target yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Mereka lantas bekerjasama secara intensif untuk memperbaiki kekurangan si atlet, menyiapkan strategi dan mengatasi hambatan mental yang menghalanginya untuk tampil optimal. Konsep ini lantas diadopsi di dunia leadership dan bisnis yang tujuannya satu: memaksimalkan kinerja organisasi melalui pemaksimalan SDM-nya.

Definisi Coaching Menurut ICF

ICF (International Coach Federation), organisasi coaching dunia yang didirikan tahun 1995, mendefinisikan coaching sebagai:

“Hubungan kemitraan antara coach dan individu yang dijalin melalui proses kreatif untuk memaksimalkan potensi personal dan profesional dirinya.”

Berbeda dengan training yang sifatnya satu arah, coaching mengutamakan percakapan eksploratif secara dua arah yang mampu menggali ide dan memperkuat keyakinan si penerima coaching untuk melakukan tindakan maksimal.

Baca juga: Program Sertifikasi Coaching Standar Internasional dari ICF

Coach dan coachee atau kliennya (orang yang menerima coaching) menyepakati beberapa paramater ukuran:
  • Tujuan yang ingin dicapai.
  • Jangka waktu pelaksanaan coaching (berapa lama dan berapa sesi)
  • Area-area pengembangan.
  • Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pencapaian.
Mereka lantas bekerjasama untuk memperbaiki kekurangan, memberdayakan kekuatan dan membuat strategi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan yang disepakati. Si coachee dibantu untuk membangun mindset baru dan mengubah perilaku agar ia mampu meraih tujuan.

Dampak Coaching di Organisasi

Studi global pada tahun 2012 yang dilakukan oleh ICF (International Coach Federation) menunjukkan data fantastis: perusahaan yang menerapkan coaching untuk keperluan bisnis ternyata memperoleh ROI (Return On Investment) sebesar 7 kali lipat dari nilai investasi yang ditanamkan.
Fakta ini membuat banyak perusahaan mendorong manajernya untuk menerapkan coaching dengan harapan terjadinya peningkatan kinerja (performance) sekaligus juga terciptanya hubungan antar individu (engagement) yang lebih baik.

Baca juga: Menjadi Leader as Coach di Organisasi

Pengalaman dengan klien kampi pun menunjukan tren yang sama. Para manajer yang menerapkan coaching terbukti mampu memperkuat kerjasama tim, meningkatkan efisiensi kerja dan mempercepat pencapaian target perusahaan. Manajer tidak lagi sekedar mengelola pekerjaan, namun juga menjadi leader dan coach yang mampu memimpin timnya melalui interaksi yang kolaboratif. Pemecahan masalah, misalnya, tidak lagi bergantung pada satu orang melainkan melalui proses facilitation yang melibatkan partisipasi individu lainnya.

Baca juga: Leader as Coach untuk Publik

× Whatsapp Us